
Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor merupakan ruh spiritual dalam tubuh Gerakan Pemuda Ansor. Di tengah dinamika sosial, politik, dan tugas kemasyarakatan yang beragam, MDS Rijalul Ansor hadir sebagai penyeimbang ruhani—memastikan bahwa setiap langkah kader Ansor tetap berpijak pada nilai-nilai keislaman yang kuat, bersumber dari tradisi Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
MDS Rijalul Ansor menjadi wadah penguatan keimanan dan ketakwaan kader Ansor melalui aktivitas dzikir, sholawat, pengajian, pembacaan kitab kuning, serta amalan-amalan tradisi Islam Nusantara yang telah diwariskan oleh para ulama. Majelis ini bukan hanya tempat berkumpul, tapi juga ruang pendidikan ruhani dan penguatan ideologi keagamaan.
Dalam setiap kegiatan GP Ansor, Rijalul Ansor biasanya mengambil peran di awal atau akhir acara untuk memimpin doa, dzikir, dan pembacaan sholawat Nabi. Hal ini menjadi simbol bahwa setiap kerja kader harus dimulai dengan niat yang lurus dan ditutup dengan penghambaan kepada Allah. Mereka adalah penjaga spiritual di balik kekuatan fisik dan gerak organisasi.
Kegiatan rutin MDS Rijalul Ansor biasanya meliputi khataman Al-Qur’an, Maulid Simtudduror, pembacaan tahlil untuk para muassis NU, hingga pengajian kitab-kitab kuning klasik. Semua kegiatan ini dirancang agar kader GP Ansor tidak hanya kuat secara sosial dan intelektual, tetapi juga kokoh dalam aspek batin dan amaliyah keislaman.
MDS Rijalul Ansor juga memainkan peran penting dalam membumikan tradisi Islam ramah yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Mereka menjadikan majelis dzikir sebagai sarana dakwah damai, yang tidak memecah belah, tetapi justru menyatukan masyarakat dalam suasana religius dan penuh kasih sayang.
Dalam struktur organisasi, MDS Rijalul Ansor dipimpin oleh para ustaz atau kiai muda yang berasal dari kalangan NU. Mereka biasanya adalah alumni pesantren, pengasuh majelis taklim, atau tokoh pemuda yang aktif berdakwah. Para penggerak Rijalul Ansor ini tidak hanya fasih dalam ilmu agama, tapi juga mampu menjangkau kalangan muda dengan pendekatan yang segar dan membumi.
Keunikan Rijalul Ansor terletak pada cara mereka menghidupkan spiritualitas tanpa meninggalkan semangat kebangsaan. Dalam setiap dzikir dan sholawat yang mereka lantunkan, selalu tersirat doa-doa untuk bangsa, persatuan, dan keselamatan umat. Ini menjadi ciri khas yang membedakan mereka dengan kelompok keagamaan lain yang kerap bersifat eksklusif dan sektarian.
Selain menguatkan sisi batin kader, Rijalul Ansor juga seringkali menjadi motor gerakan sosial keagamaan, seperti santunan anak yatim, safari dakwah, dan tabligh akbar. Ini membuktikan bahwa mereka tidak hanya menjaga spiritualitas secara internal, tapi juga aktif menyebarkan manfaat ke luar sebagai bentuk dakwah bil hal.
Di tengah tantangan era modern yang penuh gempuran hedonisme, individualisme, dan minimnya pendidikan moral, kehadiran MDS Rijalul Ansor menjadi sangat relevan. Ia mengajak anak muda untuk tetap cinta pada sholawat, bangga dengan tradisi tahlilan, dan kokoh dalam ajaran ulama salafus shalih, tanpa harus tercerabut dari kehidupan sosial modern.
Dengan slogan “Menjaga Ruh Gerakan”, Rijalul Ansor menegaskan bahwa GP Ansor bukan hanya gerakan sosial atau politik, melainkan gerakan dakwah yang kokoh di atas nilai-nilai ruhani, cinta Rasul, dan warisan para ulama. Selama dzikir dan sholawat masih menggema, semangat Ansor akan tetap hidup dan menyala dalam setiap denyut nadi pemuda NU.
Fungsi MDS Rijalul Ansor adalah
- Upaya menjaga dan mempertahankan paham Islam ahlussunah wal jamaah an nahdliyah;
- Upaya dan konsolidasi kiai muda GP Ansor di setiap tingkat kepengurusan.
Tanggung Jawab MDS Rijalul Ansor adalah
- Menyiarkan ajaran dan amalan keagamaan yang telah diajarkan oleh para masyayikh Nahdlatul Ulama dan para wali penyebar Islam di nusantara
- Melaksanakan program kegiatan PHBI sebagai upaya dakwah Islam ahlussunah wal jamaah an nahdliyah.
Tugas MDS Rijalul Ansor adalah
- Menjaga kelangsungan hidup dan kejayaan Islam ahlussunah wal jamaah an nahdliyah
- Menjaga gerakan Islam Indonesia tetap sebagai agama Islam yang rahmatan lil alamin dan menolak cara-cara kekerasan atas nama Islam.

