Ansor Situbondo Serukan Boikot, Kecam Tayangan yang Diskreditkan Pesantren dan Kiai

Beredarnya sebuah video dari salah satu stasiun televisi nasional yang menampilkan narasi negatif terhadap kehidupan pondok pesantren dan para kiai memicu gelombang reaksi keras dari berbagai kalangan, terutama dari Gerakan Pemuda Ansor. Tayangan tersebut dinilai telah menyesatkan publik karena menampilkan potongan-potongan video yang cenderung menghina keberadaan kiai/ibu nyai dan kehidupan di dalam pesantren, tanpa mengedepankan keseimbangan informasi terutama dari perspektif adab. Bagi Ansor, hal ini bentuk abai terhadap tanggung jawab media dalam menjaga marwah lembaga pendidikan Islam yang telah berkontribusi besar bagi bangsa ini.

Ketua GP Ansor Situbondo Johantono, menegaskan bahwa pesantren merupakan pilar moral dan kebangsaan yang telah terbukti melahirkan banyak tokoh pejuang, ulama, dan pemimpin bangsa. Karena itu, segala bentuk pemberitaan yang menyudutkan pesantren atau memunculkan citra buruk terhadap kiai sama saja dengan merusak kepercayaan publik terhadap warisan intelektual Islam Nusantara. “Kami tidak akan tinggal diam melihat pesantren dan para kiai diperlakukan secara tidak hormat oleh media mana pun. Ini bukan soal sensitivitas keagamaan, tapi soal harga diri umat dan keutuhan moral bangsa,” tegasnya.

Sebagai seorang santri yang sudah menjalani kehidupan di dalam pondok pesantren Ketua GP Ansor Situbondo, Johantono, juga menjelaskan “Santri itu tidak mudah tersinggung. Tapi kalau yang disentuh adalah marwah dan kehormatan pesantren, tentu kami harus bersuara. Di pesantren, adab diajarkan bahkan sebelum ilmu. Jadi ketika ada sesuatu yang dianggap melecehkan nilai-nilai itu, tegas kami menyuarakan boikot secara total media yang tidak menghormati pesantren dan kiai,” jelasnya, Minggu (13/10).

Sebagai bentuk komitmen menjaga marwah pesantren, GP Ansor menyerukan kepada seluruh kader ansor, banser dan masyarakat untuk tetap tenang namun waspada terhadap upaya-upaya yang berpotensi mendiskreditkan lembaga keagamaan. “Kita akan selalu berdiri di garda terdepan membela kehormatan pesantren dan kiai. Jangan sekali-sekali meremehkan kehidupan pesantren, karena pesantren adalah jantung moral bangsa,” pungkasnya.

Ia menegaskan bahwa pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi pusat pembentukan karakter bangsa. “Santri dilatih untuk menghormati guru, meneladani akhlak para ulama, dan menjaga sopan santun dalam berbicara maupun bertindak. Ketika nilai-nilai itu direndahkan dalam sebuah karya, itu sama saja menyinggung ruh pendidikan pesantren,” imbuhnya.

Seruan boikot juga muncul di berbagai daerah pun diakui bukan tindakan emosional. Banyak pihak menganggapnya sebagai bentuk protes moral agar publik, termasuk pelaku industri kreatif dan media lebih berhati-hati dalam menampilkan simbol-simbol keagamaan dan kehidupan pesantren di media.

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Dedikasi Banser Menjaga Ulama

Pagi itu, udara di Sukorejo begitu cerah seakan menyambut...

Upgrading Organisasi: Langkah Awal Menatap Masa Depan Ansor Situbondo

Situbondo — Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Situbondo menyelenggarakan...

Bandara Militer satu-satunya di Indonesia ada di situbondo

Situbondo – Pembangunan Bandara Militer Kiai As’ad Syamsul Arifin...

Ansor Situbondo Bersiap Laksanakan Upgrading Organisasi

Situbondo - Pimpinan Cabang GP Ansor Situbondo bersiap menyelenggarakan...
spot_imgspot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here